Selasa, 05 Agustus 2008

Profil Sanding Area

PROFIL PAGUYUBAN PRT

Wilayah Sanding Area PRT

Pendahuluan

PRT (Pekerja Rumah Tangga) adalah salah satu pekerjaan yang selama ini masih dianggap sebagai pekarjaan yang rendah baik dilihat dari segi upah,perlakuan pengguna jasa mengenai bentuk kekerasan secara fisik maupun psikis. Tapi yang paling sering dijumpai adalah upah yang tidak sesuai dengan beban kerja.

Bekerja disebuah rumah tangga merupakan hal yang sebelumnya tidak menjadi sebuah harapan bagi siapapun,akan tetapi ini sangat relevan dengan apa yang dia hanya dapatkan ketika masih tinggal di pedesaan. Penghargaan yang layak seperti halnya mereka yang bekerja di sebauh perusahaan masih jauh didapat oleh kawan-kawan PRT.

Ada beberapa alasan mengapa mereka memilih bekerja menjadi PRT :

1. Tidak memilikinya ijasah yang memadai

2. Minimnya akses informasi pekerjaan

3. Bekerja sebagai PRT tidak membutuhkan ketrampilan yang rumit

Kalau kita tarik kesimpulan dari ketiga alasan diatas factor yang paling mendasar adalah kemiskinan. Adapun cara yang paling mudah salah satunya adalah bekerja menjadi PRT (alternatif )

Dari bekerja menjadi PRT ini harapannya mereka dapat membantu keluarganya terlepas dari kemiskinan,akan tetapi kalau kita lihat dari penghasilan mereka menjadi PRT jauh dari kurang untuk dapat mencukupi kebutuhan keluarganya mengingat upah yang mereka terimakan setiap bulan hanya berkisar antara 300-500 ribu.

Rumpun Tjoet Njak Dien tergugah untuk bagaimana agar keluarga PRT dapat mendapatkan pengasilan tambahan agar keluarga itu sendiri tidak hanya menngandalkan saudaranya/anaknya yang menjadi PRT.

Bebagai kegiatan sudah kita lakukan termasuk mengelola sumber daya alam local yang ada disekitar misal : mengolah sendiri ketela atau pisang menjadi makanan siap jual,menciptakan simpan pinjam bagi keluarga PRT.

Hal diatas merupakan poin pertama mengapa kita melakukan pendampingan keluarga PRT.

Yang kedua adalah bahwa selama ini kita memperjuangakan PRT untuk dapat perlindungan dari pihak pemerintah. Berbagai cara sudah kita lakukan diantaranya mendesakkan kepemerintah daerah untuk melakukan perlindungan dalam bentuk legal yang tertuang dalam sebuah Peraturan Daerah (PERDA). Akan tetapi desakan ini tidak hanya kita lakukan di wilayah mereka bekerja tapi juga dilakukan diwilayah asal.

Bagaimana keterlibatan pemerintah asal dalam melakukan perlindungan terhadap warganya yang menjadi PRT dan juga bersama-sama dengan pemerintah tempat bekerja merumuskan sebuah peraturan yang sering kita sebut PERDA.

Karena selama ini belum pernah ada keterlibatan pemerintah asal untuk melakukan perlindungan terhadap mereka baik dari segi data,monev dan perjanjian kerja.

Harapan yang paling segera dilakukan adalah pemerintah asal segera terlibat dalam melakukan perlindungan terhadap PRT.

Tujuan Pendampingan Keluarga PRT/Wilayah asal PRT

1. Melakukan pemberdayaan keluarga PRT

2. Melakukan desakan kepemerintah wilayah asal dalam melakukan perlindungan terhadap PRT

3. Mensosialisasikan program RTND salah satunya pendidikan ketrampilan bagi PRT dan calon PRT

4. Membentuk sebuah gerakan yang masif bagi kesejahteraan PRT dan keluarga PRT

Wilayah Asal Yang Menjadi Daerah Dampingan RTND

1. Tepus,Ibukota Kecamatan Tepus Wonosari Gunungkidul

2. Bendogede,ibu kota kecamatan ponjong Wonosari Gunung kidul

3. Banyumeneng,ibu kota kecamatan Panggang Wonosari Gunungkidul

4. Kebosungu,Ibu kota kecamatan Dlingo Kab.Bantul

5. Sindet,Ibu kota kecamatan Jetis Kab.Bantul

A. Profil Tepus

1.1 Sejarah Berdirinya

Awal masuk ke daerah Tepus,Rumpun Tjoet Njak Dien bekerja sama dengan LSPPA sebuah lembaga yang berkonsentrasi di bidang pendidikan anak dan perempuan.

Berdasarkan dari info yang diperoleh,daerah tepus merupakan salah satu daerah pengirim PRT,dari situ Rumpun Tjoet Njak Dien mulai melakukan odservasi dan membangun kontak person. Berdasarkan rekomendasi dari kawan LSPPA,RTND mendapatkan kontak person salah seorang yang aktif di bidang pendidikan (Bp.Parjo) KPMD (Komite Pendidikan Masyarakat Desa) dan kebetulan dianya ketua pengurus. Tidak kesulitan untuk berintaksi dengan warga,karena dengan bantuan KPMD kita ada kepercayaan dari masyarakat. Pertama kita kenalan dengan warga masih ikut pertemuannya KPMD dan dari situ pula RTND mulai dikenal di masyarakat Tepus.

Berawal dari program sosialisasi trafiking,kita mulai berani untuk mengumpulkan warga dan ternyata ini mendapat tanggapan positif dari kepala desa Bpk. Subroto dan dari setiap acara RTND selalu bekerja sama dengan pihak pemerintah setempat.

Pihak pemerintah daerah diwakili oleh ketua bagian pembangunan Bpk.Heri selalu berada ditengah-tengah perkumpulan disetiap acara yang diadakan oleh RTND.

Pada akhirnya kami memilih Bpk.Heri sebagai Community Leadernya RTND yang ber tugas membantu melakukan sosialisasi program RTND dan membentuk sebuah paguyuban keluarga PRT.

Paguyuban inipun berdiri pada awal tahun 2008 yang beranggotakan pertama 8 orang dan diberi nama “paguyuban keluarga PRT Melati”

II. Kondisi lingkungan

Warga masyarakat didesa tepus mencukupi kebutuhan pangannya dengan bercocok tanam (ketela,padi,kacang,jagung) dan sebagian mencari rumpun laut dan ikan laut selain banyak warga yang bekerja menjadi PRT.

Dengan kondisi tanah yang pegunungan dan hanya mengandalkan air hujan untuk mengairi area persawahan,hasilnya pun hanya pas-pasan untuk mencukupi kebutuhan pangan,selain pertanian juga tidak sedikit warga yang berternak sapi serta kambing, ini untuk investasi dan kegiatan rutinitas mencari rumput dilahan.

Dengan kondisi tanah yang naik turun,mereka pergi ke lahan dengan jalan kaki dan hampir 2 km mereka setiap hari berjalan untuk merawat apa yang sudah mereka tanam. Kemarau panjang mengakibatkan kesulitan air,mereka terpaksa harus mengeluarkan uang kurang lebih 180 rupiah untuk bisa mendapatkan air bersih 1000 liter,ini membuktikan bahwa kesulitan yang harus dihadapai oleh warga sangat beragam.

Interaksi antar warga masyarakat masih cukup kuat mulai dari perkumpulan RT,RW,Dusun dan tingkat desapun masih terbangun serta kumpulan ibu-ibu PKK tingkat RT,RW,Dusun dan Kelurahan juga masih terbangun sampai sekarang.

Bahkan setiap minggu ada PAUD (pendidikan anak usia dini) yang diadakan dibalai desa tepus dan banyak juga anak-anak yang masuk menjadi peserta PAUD
III. Tujuan

Adapun tujuan dibentuknya paguyuban keluarga PRT ini adalah :

b. Pengorganisasian keluarga PRT

c. Terbangunnya kemandirian dalam bentuk pengadaan usaha kecil dan simpan pinjam

d. Pendataan jumlah PRT dan keluarga PRT diwilayah gunungkidul khususnya tepus

e. Keterlibatan keluarga,masyarakat dan pemerintah setempat dalam melakukan perlindungan terhadap PRT

f. Mensosialisasikan hak-hak PRT sebagai pekerja dan kontribusi PRT sebagai bagian dari devisa daerah.

g. Melakukan pendidikan kritis perempuan,PRT dan warga masyarakat umum dalam mensikapi kebijakan pemerintah

IV. Struktur Organisasi

Pembentukan pengurus paguyuban kelaurga PRT Melati ini cukup demokratis artinya ini tidak ditunjuk langsung oleh perorangan melainkan pencalonan dari beberapa usulan dan dilakukan voting.

Dan dari hasil voting itulah terpilih sebagai :

Pelindung :

· Bapak Kepala Desa Tepus

· KABAG Kesra

· Ketua PKK Desa

Ketua :

· Ketua 1 : Ibu Tumi

· Ketua II : Ibu Suniyati

Sekretaris :

· Sekretaris 1 : Ibu Mariyam

· Sekretaris II : Ibu Sugiyati

Bendahara :

· Bendahara 1 : Ibu Sarinah

· Bendahara 2 : Ibu Wastini

V. Keanggotaan

Sebenarnya untuk keanggotaan pagu yuban ini terbuka untuk umum.

Dan sampai sekarang yang menjadi anggota aktif paguyuban ini tercatat ada 20 anggota dan kurang aktif ada 7 orang, dari 27 anggota ini terbagi dari 7 dusun yaitu :

1. Dusun Ngasem

2. Dusun Tepus I

3. Dusun Tepus II

4. Dusun Tepus III

5. Dusun Jeruk

6. Dusun Klumpit

7. Dusun Singkil

VI. Kegiatan

Pertemuan paguyuban ini diadakan 1 bulan sekali yang bertempat dib alai desa tepus,dengan agenda :

1. Pembuatan kripik singkong

2. Usaha simpan pinjam

3. Arisan

4. Pelatihan-pelatihan

5. Diskusi

VII. Iuran Anggota

Setiap anggota paguyuban ini sepakat untuk melakukan iuran sebesar Rp.1000,- dan ini akan digunakan sebagai kas paguyuban dan membeli peralatan usaha seperti kompor,wajan,serok,plastic dll serta digunakan untuk kegiatan sosial misalkan kalau ada anggotanya yang sakit,menikah dll diambilkan dari iuran ini.

B. Profil Ponjong

B.1. Sejarah Berdirinya

Pengembangan wilayah disanding area tidak terus berkembanng berbagai wilayah didaerah gunungkidul termasuk juga didaerah gedaren ponjong tepatnya bendogede.

Berdasarkan informasi dari beberapa teman wilayah Ponjong Gunungkidul juga merupakan daerah pengirim PRT.

Tidak beda jauh sebenarnya dengan wilayah Tepus yang tergolong masih tertinggal. Mereka tinggal ditengah-tengah pegunungan yang mayoritas berpenghasilan sebagai petani (untuk yang tinggal) dan juga bekerja menjadi PRT (untuk yang keluar dari daerah).

Melihat dari banyaknya penduduk yang bekerja menjadi PRT,RTND tertarik untuk mengembangkan wilayahnya yang kebetulan didaerah tersebut sudah ada seseorang yang aktif disebuah lembaga perempuan (KPI). Ibu Sukartinah yang selama ini menjadi Leader didaerah tersebut menjadi sasaran utama untuk kita jadikan kontak person d an juga kita jadikan Community Leadernya RTND.

Tidak selesai begitu saja ketika kita sudah mendekati Ibu Sukartinah,untuk mendapatkan data yang benar-benar menunjukkan bahwa Ponjong merupakan daerah pengirim PRT,pada awal tahun 2008,kita melakukan pendataan kelauarga PRT didusun Bendogede 1 dan Bendogede II.

Dari data yang kita kumpulkan tercatat ada 44 warga yang bekerja menjadi PRT.

Dari ke-44 warga,kita mulai berani mengumpulkan warga keluarga PRT untuk shering dan menjelaskan apa yang menjadi tujuan RTND melakukan pendampingan diwilayah Bendogede 1 dan Bendogede II.

Ketertarikan warga untuk menjadi wilayah binaan RTND mulai terlihat dari beberapa pertanyaan dan usulan yang mengarah pada harapan-harapan mereka kepada RTND.

Dan jadilah sebuah paguyuban keluarga PRT “SUKA KARYA”

B.II Kondisi Lingkungan

Seperti yang diungkapkan diatas bahwa struktur tanah dan kultur di Ponjong tidak berbeda jauh dengan kondisi ditepus,ini yang sebenarnya menjadi harapan dari semua warga salah satunya pengairan yang selama ini tersendat karena tidak memadainya fasilitas pengairan.

Penghasilan pokok warga didapat dari bercocok tanam.

Kalau membaca profil Tepus,apa yang terjadi dan apa yang dilakukan oleh warga Ponjong hampir tidak ada perbedaan.

B.III Tujuan

Adapun tujuan dibentuknya paguyuban keluarga PRT ini adalah :

h. Pengorganisasian keluarga PRT

i. Terbangunnya kemandirian dalam bentuk pengadaan usaha kecil dan simpan pinjam

j. Pendataan jumlah PRT dan keluarga PRT diwilayah gunungkidul khususnya tepus

k. Keterlibatan keluarga,masyarakat dan pemerintah setempat dalam melakukan perlindungan terhadap PRT

l. Mensosialisasikan hak-hak PRT sebagai pekerja dan kontribusi PRT sebagai bagian dari devisa daerah.

m. Melakukan pendidikan kritis perempuan,PRT dan warga masyarakat umum dalam mensikapi kebijakan pemerintah

B.IV Struktur Organisasi

Secara umum pengurus sebuah perkumpulan atau paguyuban terdapat Pelindung,Ketua,Sekretaris,Bendahara

Posisi itu ditempati oleh :

Pelindung :

· Bapak Purwanto

· Bapak Kepala Dusun

· Bapak Mujiyanto

Ketua :

· Ibu Suwarti

· Bapak Prayit

Sekretaris :

· Ibu Suwarni

· Bapak Muhadi

Bendahara :

· Ibu Tukirah

· Ibu Santi

B.V Keanggotaan

Sebenarnya untuk keanggotaan paguyuban ini terbuka untuk umum. Sampai saat ini tercatat sebagai anggota aktif sebanyak 44 anggota,yang terdiri dari 2 dusun :

1. Dusun Bendogede I

2. Dusun Bendogede II

B.VI Kegiatan

Untuk mengefektifitaskan sebuah perkumpulan,maka agenda yang wajib dilakukan adalah :

1. Pembuatan kripik singkong,jagung

2. Usaha simpan pinjam

3. Arisan

4. Pelatihan-pelatihan

5. Diskusi

B.VII Iuran Anggota

Setiap anggota paguyuban ini sepakat untuk melakukan iuran sebesar Rp.1000/bulan dan iuran pokok Rp.5000 (satu kali) dan arisan sebesar Rp.1000

C. Profil Panggang Banyumeneng

C.1 Sejarah Berdirinya

Awal RTND masuk dusun Banyumeneng pada tahun 2003,waktu itu yang lebih ditonjolkan adalah sekolah PRTnya karena kebutuhan yang mendesak adalah terpenuhinya kuota peserta Sekolah.

Ada beberapa warga yang ikut berproses disekolah PRT diantaranya : Padmi dan Puji. Harapan RTND menjadikan kedua orang tersebut sebagai percontohan didaerah Banyumeneng ternyata membuahkan hasil dan hampir disetiap angkatan baru,daerah ini mengirimkan warganya untuk ikut dalam pelatihan di RTND.

Lambat laun RTND tidak hanya mensosialisasikan sekolah PRT tapi juga program-program yang lain ter masuk didalamnya pendampingan Keluarga PRT. Seperti halnya daerah lain sebelum kita melangkah kependampingan,terlebih dahulu kita melakukan pendataan untuk mengetahui berapa besar warga yang bekerja menjadi PRT.

Dari hasil pendataan itulah awal tahun 2008 kita mulai berani untuk berani intensif mendampingi mereka (keluarga PRT).

Tentunya sangat sulit ketika kita tidak dibantu oleh warga lokal untuk masuk lebih jauh di daerah Banyumeneng. Pencarian siapa yang akan membantu melaukan pengorganisasian pun dimulai dan ternyata tidak mudah menggandeng warga. Pertama kita mengajak seorang Ibu yang kebetulan aktif disetiap kumpulan,Ibu Sarjiyem namanya.

Ibu Sarjiyem merasa kesulitan untuk mengajak keluarga PRT berkumpul,akhirnya dia mengundurkan diri dan digantikan Pak Pomo atas rekomendasi dari Ibu Sarmijem.

Kenapa memilih Pak Pomo,ternyata Pak Pomo disitu menjabat sebagai ketua pemuda dan cukup dipercaya juga oleh warga dan sampai saat inipun keterlibatan Pak Pomo masih diperlukan untuk membantu melakukan pengorganisasian di Wilayah Banyumeneng Panggang Gunungkidul.

C.II Kondisi Lingkungan

Seperti yang diungkapkan diatas bahwa struktur tanah dan kultur di Banyumeneng tidak berbeda jauh dengan kondisi ditepus dan Ponjong ,ini yang sebenarnya menjadi harapan dari semua warga salah satunya pengairan yang selama ini tersendat karena tidak memadainya fasilitas pengairan.

Penghasilan pokok warga didapat dari bercocok tanam.

Kalau membaca profil Tepus dan Ponjong ,apa yang terjadi dan apa yang dilakukan oleh warga Banyumeneng hampir tidak ada perbedaan.

C.III Tujuan

Adapun tujuan dibentuknya paguyuban keluarga PRT ini adalah :

n. Pengorganisasian keluarga PRT

o. Terbangunnya kemandirian dalam bentuk pengadaan usaha kecil dan simpan pinjam

p. Pendataan jumlah PRT dan keluarga PRT diwilayah gunungkidul khususnya tepus

q. Keterlibatan keluarga,masyarakat dan pemerintah setempat dalam melakukan perlindungan terhadap PRT

r. Mensosialisasikan hak-hak PRT sebagai pekerja dan kontribusi PRT sebagai bagian dari devisa daerah.

s. Melakukan pendidikan kritis perempuan,PRT dan warga masyarakat umum dalam mensikapi kebijakan pemerintah

C.IV Struktur Organisasi

Untuk lebih melegalkan paguyuban ini dan lebih mengstrukturkan kelompok ini,maka perlu dibentuk sebuah pengurus al:

Pelindung :

· Bp. Rt

· Bpk. Murdiyanto

Ketua :

· Pak Supomo

· Pak Umar

Sekretaris :

· Bpk.Muryadi

· Bpk Aziz

Bendahara :

· Bpk. Tukiyo

· Bpk. Maryanto

C.V Keanggotaan

Anggota paguyuban ini terbuka untuk umum dan sampai saat ini ada 19 anggota aktif,yang terdiri dari 3 dusun :

1. Dusun Banyumeneng 1

2. Dusun Banyumeneng II

3. Dusun Banyumeneng III

C.VI Kegiatan

Adapun kegiatan yang dilakukan dipaguyuban ini adalah :

1. Pelatihan

2. Diskus

D. Profil Kebosungu Dlingo Bantul

D.1 Sejarah Berdirinya

Metode paling efektif untuk masuk kesebuah wilayah didaerah pengirim PRT adalah menggunakan sekolah PRT sebagai media intensitas pertemuan warga. Awalnya hanya satu orang yang ikut dalam proses pendidikan ini yaitu Walida,dari walida ternyata kegiatan ini disusul oleh warga lain yang kebetulan berminat untuk mengikuti pendidikan ini.

Dari berbagai sosialisasi yang dilakukan RTND,Walida ini yang sering ikut untuk meyakinkan warga tentang efektifitas sekolah PRT.

Kepercayaan warga mulai muncul setelah beberapa yang ikut pelatihan sudah berhasil dicarikan pekerjaan oleh RTND.

Berbagai pendekatan telah dilakukan baik secara personal dan birokrasi yang diterapkan diwilayah tersebut. Tidak hanya warga yang mulai percaya tapi juga dari kepala dusunpun mulai yakin bahwa masuknya RTND di daerah Kebosungu 1 dan II akan membawa perubahan yang positif. Gempa yang terjadi tahun lalu menjadikan peluang bagi RTND untuk lebih mengintensitaskan pendampingan diwilayah tersebut. Berbagai bantuan sudah kita salurkan dan tidak diragukan lagi bahwa warga sudah sepakat untuk menjadi daerah binaan RTND.

Awal tahun 2008 kesepakatan itu terimplementasi dengan dimunculkannya sebuah paguyuban keluarga PRT dan paguyuban itu diberi nama “Paguyuban Keluarga PRT Melati

D.II Kondisi Lingkungan

Tidak beda jauh dengan kondisi di Tepus,Panggang,dan Ponjong karena memang sama-sama hidup di daerah pengunungan dan agak masuk dari wilayah pedesaan.

D.III Tujuan

Adapun tujuan dibentuknya paguyuban keluarga PRT ini adalah :

a. Pengorganisasian keluarga PRT

b. Terbangunnya kemandirian dalam bentuk pengadaan usaha kecil dan simpan pinjam

c. Pendataan jumlah PRT dan keluarga PRT diwilayah gunungkidul khususnya tepus

d. Keterlibatan keluarga,masyarakat dan pemerintah setempat dalam melakukan perlindungan terhadap PRT

e. Mensosialisasikan hak-hak PRT sebagai pekerja dan kontribusi PRT sebagai bagian dari devisa daerah.

f. Melakukan pendidikan kritis perempuan,PRT dan warga masyarakat umum dalam mensikapi kebijakan pemerintah

D.IV Struktur Organisasi

Secara umum pengurus sebuah perkumpulan atau paguyuban terdapat Pelindung,Ketua,Sekretaris,Bendahara

Posisi itu ditempati oleh :

Pelindung :

·

·

Ketua :

·

·

Sekretaris :

·

·

Bendahara :

·

·

D.VI Keanggotaan

Anggota paguyuban ini terbuka untuk umum dan sampai saat ini ada 44 anggota aktif,yang terdiri dari 2 dusun :

1. Kebosungu I

2. Kebosungu II

D.VII Kegiatan

1. Simpan pinjam

2. Arisan

3. Pelatihan-pelatihan

4. Diskusi

D.VIII Iuran Anggota

Untukn menambah kas paguyuban dan menjalankan kegiatannya,paguyuban ini sepakat untuk iuran sebesar Rp.1500,-

Uang ini nantinya akan digunakan untuk kegiatan sosial dan menambah modal usaha

E.Profil Paguyuban PRT Sindet

E.I Sejarah Berdirinya

Berbeda dengan wilayah asal lainya,awal mula masuk daerah ini kebetulan volunteer RTND (Kinta : sekarang sudah ‘gak aktif) merupakan bagian dari warga sindet.

Sebetulnya ini merupakan tindak lanjut dari pendampingan pasca gempa bumi 27 Mei 2007.

Selain mendistribusikan bantuan bekerja sama dengan HIVOS dan penyadaran kritis terkait dengan bantuan bencana dari pemerintah,RTND juga mensosialisasikan apa yang sebetulnya menjadi Visi dan Misi RTND.

Dari hasil data yang diberikan oleh warga,ternyata sindet juga cukup banyak yang bekerja menjadi PRT di perumahan sekitar.

Dari situlah kita selain melakukan pendampingan korban gempa,kita juga melakukan pendampingan PRT.

Kelompok tersebut lebih keliatan legal dan solid ketika ada wadah untuk saling bercerita,berbagi dan melakukan aktifitas apa yang menjadi agenda bersama. Mulai dari situ mereka sepakat untuk membuat sebuah kelompok PRT.

E.II Kondisi Lingkungan

Sebagian besar warga masyarakat didesa sindet beraktifitas sebagai petani. Kondisi lingkungan desa ini sangat berbeda jauh dengan kondisi lingkungan di daerah tepus,panggang,ponjong dan dlingo. Karena dilihat dari struktur tanah,sindet lebih berpotensial untuk dijadikan lahan pertanian dan juga pengadaan air yang relative tidak sulit ini sangat mendukung mereka dalam bercocok tanam.

Aktifitas keagamaan seperti pengajian dan kegiatan organisasi sosial masyarakat seperti PKK, RT, RW yang cukup aktif menambah erat dan kuatnya interaksi sosial dan hubungan kekeluargaan serta sekaligus menjadi media komunikasi dan informasi yang efektif.

Tidak hanya mereka yang bekerja menjadi petani yang mendapatkan hasil,tapi juga tidak sedikit warga yang berkerja menjadi Guru,PNS,dan Pekerja bangunan.

Selain pekerjaan diatas,untuk menambah penghasilan mereka memanfaatkan perumahan disekitarnya sebagai lahan mencari pekerjaan. Ada 19 warga yang mencari tambahan penghasilan diperumahan sindet dan mereka aktif dalam sebuah kelompok keluarga PRT yang dibangun bersama-sama.

Kondisi kerja hampir sama dengan kondisi diberbagai perumahan dikota dan PRT yang bekerja dikota,ada beberapa masalah yang muncul dari kondisi kerja tersebut,antara lain :

1. Upah yang rendah, sementara ada ketakutan atau rasa tidak enak untuk menuntut kenaikan upah

2. Jam kerja yang panjang, bagi PRT yang tidur di dalam biasanya bekerja dari jam 05.00 – 20.00 wib

3. Beban kerja yang banyak, sebagian besar harus mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, menyetrika, bersih-bersih rumah, menjaga rumah, antar jemput anak sekolah dan bahkan sebagian ditambah dengan mengasuh anak/bayi dan merawat lansia

4. Tidak ada asuransi/jaminan kesehatan

5. Tidak ada hari libur

6. Sebagian besar tidak diijinkan untuk berorganisasi

E.III Tujuan

Tujuan dari adanya Kelompok ini adalah :

1. Sebagai wadah untuk pengembangan kapasitas diri PRT baik sebagai perempuan, pekerja, warga negara dan manusia. Pengembangan kapasitas diri meliputi peningkatan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan.

2. Sebagai wadah untuk mengekspresikan dan mengaktualisasikan kepentingan PRT baik sebagi perempuan, pekerja, warga negara maupun manusia. Kepentingan PRT yang bisa diekspresikan dan diaktualisiasikan antara lain : kepentingan untuk diakui dan dihargai sebagai perempuan, buruh/pekerja, warga negara, dan manusia, kepentingan untuk diakui dan dipenuhi hak-haknya. Ekspresi dan aktualisasi ini antara lain diwujudkan dalam bentuk mendiskusikan materi-materi dasar tentang hak dan kebutuhan mereka untuk dimasukkan dalam peraturan perlindungan PRT standart upah, jam kerja, hari libur, beban kerja dll.

3. Sebagai wadah untuk menggalang solidaritas antar PRT agar menjadi sebuah kekuatan yang mampu melakukan perubahan terhadap kondisi PRT yang lebih baik dan diperhitungkan serta mampu mempengaruhi kebijakan negara agar berpihak kepada PRT.

4. Sebagai media untuk memperjuangkan hak-hak PRT, dimana kelompok PRT mampu memperjuangkan dan membela hak-hak anggotanya sebagai PRT. Cara yang ditempuh antara lain adalah :

§ Kelompok PRT membuat kesepakatan atau standarisasi hak-hak yang harus dipenuhi oleh pengguna jasa kepada PRT seperti ; standart upah, jam kerja, jenis dan beban pekerjaan yang kemudian didialogkan/ditawarkan kepada pengguna jasa dalam komunitas PRT tersebut.

§ Kelompok PRT melakukan advokasi terhadap anggotanya yang mengalami kekerasan atau permasalahan kerja lainnya.

E.IV Struktur Organisasi

Pelindung :

·

·

Ketua :

·

·

Sekretaris :

·

·

Bendahara :

·

·


E.V Keanggotaan

Sifat dari keanggotaan ini terbuka untuk umum yang penting komitmen untuk memperjuangkan PRT sebagai manusia,perempuan dan warga negara. Sampai saat ini tercatat ada 19 anggota aktif.

E.VI Kegiatan

Ada 4 macam kegiatan besar yang wajib dilakukan disetiap pertemuan yaitu :

1. Usaha simpan pinjam

2. Arisan

3. Pelatihan-pelatihan

4. Diskusi

(Tergantung kesepakatan pertemuan mau diskusi/pelatihan apa)

E.VII Iuran Anggota

Setiap anggota sepakat untuk melakukan iuran sebesar Rp.1000 dan arisan Rp.1000

1 komentar:

gaoldarinayadav mengatakan...

Play Cafe Casino Online - $400 Bonus Code for $400
Casino Games and Sports Betting. 개집 왕 Cafe is a New 메이저 토토 사이트 Jersey casino 윌리엄힐 gaming and entertainment destination. We're 포커 배열 키보드 open to responsible gambling customers 888 스포츠 and